PENGELUARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN MODAL
Mungkin dalam pertemuan perkuliahan jarang di bahas
tentang pengeluaran pendapatan dan pengeluaran modal, sehingga hal ini menjadi
asing di telinga para mahasiswa akuntansi, masalah kapitalisasi juga menjadi
hal yang baru dan sulit untuk di telaah karena jarang di bahas. Apa penting-nya
dan bagaimana pengaruh-nya sehingga menjadi penting untuk di pelajari, akan
saya bahas pada bagian akhir dari tulisan ini. namun sebelum itu, mari kita
lihat bagaimana pengantar-nya
PENGANTAR
Tidak jarang,
saat aktiva (asset) tetap di peroleh dan siap di gunakan, maupun telah di
gunakan, sering terjadi pengeluaran-pengeluaran untuk perawatan dan perbaikan
biasa. Pengeluaran juga dapat terjadi untuk meningkatkan nilai asset atau untuk
perbaikan luar biasa yang dapat memperpanjang masa kegunaan aktiva
(asset).
Pengeluaran
yang hanya berguna untuk periode berjalan disebut Pengeluaran Pendapatan
(revenue expenditure), sedangkan pengeluaran yang meningkatkan nilai aktiva
atau memperpanjang masa kegunaan aktiva di sebut Pengeluaran Modal (capital expenditure).
Apa itu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan,
Dan bagaimana pencatatan-nya,? Mari kita lihat satu per Satu, tapi sebelum itu
ada kriteria-kriteria yang harus di penuhi untuk pengeluaran-pengeluaran ini
Kriteria
pengakuan pengeluaran
Suatu pengeluaran pemeliharaan akan diperlakukan
sebagai pengeluaran modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi
kedua kriteria sebagai berikut:
a. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara:
. bertambah ekonomis/efisien,
. bertambah umur ekonomis,
. bertambah volume,
. bertambah kapasitas produksi,
b. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan
barang/aset tetap tersebut material.
- Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang terkait
aktiva tetap namu jumlah-nya tidak meterial untuk di akui sebagai aktiva.
transaksi yang terjadi untuk pengeluaran ini pun sering di lakukan dan
berulang-ulang.
selain itu pengeluaran jenis ini pun tidak memenuhi
kriteria poin (a) yaitu manfaat ekonomi atas aktiva tidak akan bertambah akibat
ada-nya pengeluaran ini seperti bertambahnya umur ekonomis aktiva yang
semula-nya tersisa 5 tahun akan menjadi lebih dari 5 tahun tersebut, atau
dengan ada-nya pengeluaran ini tidak akan membuat mesin produksi berproduksi
lebih dari yang di harapkan, pengeluaran jenis ini hanya akan membuat suatu
aktiva kembali pada kapasitas normal-nya
sebagai
contoh sebuah mobil box yang telah di beli setahun lalu yang dapat mengangkut 100
dus obat-obatan, mobil ini memerlukan biaya untuk mengganti dua ban mobil depan
karena sudah sering pecah. biaya yang di keluarkan untuk mengganti kedua ban
ini berjumlah Rp400.000
untuk ukuran material sendiri tergantung pada
pandangan perusahaan (mengingat materailitas mengandung unsur subjektifitas
yang tinggi) apakah unit moneter sebesar
Rp400.000 tersebut merupakan jumlah yang material atau tidak, namun terlepas
dari itu, biaya pemeliharaan yang di keluarkan tidak akan membuat mobil dapat
berjalan lebih cepat dari yang semestinya (bertambah efisien), atau biaya
tersebut tidak akan membuat mobil box yang awal-nya hanya dapat mengangkut 100
dus abat-obatan akan dapat mengangkut
lebih dari itu, dengan kata lain tidak akan membuat mobil box bertambah
kapasitas-nya dan hanya membuat mobil box kembali pada kondisi sebagaimana
mestinya (normal)
dengan demikian maka pengeluaran tersebut hanya akan
di jurnal sebagai berikut
biaya
perawatan aktiva xxx
kas/hutang xxx
(mengakui
ada-nya biaya yang di keluarkan untuk perawatan aktiva)
pengeluaran jenis ini meliputi penggantian ban mobil,
pengisiaan BBM untuk kendaraan dan mesin prosuksi (yang menggunakan BBM),
penggantian pelumas kendaraan,
pengecetan gedung yang tidak bersifat material, penggantian dan
penambahan atribut kendaraan yang tidak bersifat menambah manfaat ekonomi atas
kendaraan (poin a), penggantian genteng sebuah gedung yang tidak bersifat
menyeluruh sehingga tidak menimbulkan adanya biaya yang meterial, dan masih
banyak lain-nya
pertanyaan-nya : kenapa kejadian (transaksi) yang
berulang-ulang atas aktiva tidak di akui sebagai aset,?
Karena Jumlah yang biasanya terjadi berulang-ulang
atas aset tidak bersifat material, sedangkan kriteria sebuah aktiva harus-lah
material (mempunyai nilai yang tinggi) agar dapat di susutkan setiap
periode-nya, selain itu pengeluaran jenis ini juga hanya bersifat periodik yang
akan habis dalam satu periode (baik bulan maupun tahun) misal-nya pelumas
kendaraan yang harus di ganti setiap bulan-nya, atau pengisian BBM yang harus
di lakukan hampir setiap harinya, dan lain-lain.
Selain itu, kalau setiap transaksi yang terjadi
berulang-ulang lalu di akui sebagai bagian dari aktiva/aset maka revisi atas
nilai aktiva akan terus di lakukan setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Hal
ini akan membuat biaya penyusunan laporan keuangan akan menjadi lebih besar
dari pada informasi dari laporan keuangan itu sendiri, padahal biaya pembuatan
laporan keuangan tidak semestinya melebihi dari manfaat laporan keuangan itu
sendiri.
Saya rasa cukup untuk pengeluaran pendapatan, sekarang
kita masuk pada pengeluaran modal
2. Pengeluran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran modal adalah semua pengeluaran terkait
aktiva yang dapat membuat aktiva berada pada kondisi yang luar biasa, yaitu
membuat aktiva lebih efisien, lebih produktif, lebih berumur ekonomis panjang
sehingga memberikan manfaat lebih pada perusahaan, transaksi yang terjadi atas
pengeluaran ini jarang terjadi dan biaya yang di keluarkan untuk pengeluaran
jenis ini sangat signifikan (material) jumlah-nya bagi penyajian aset di
laporan keuangan, sehingga sangat penting untuk di akui sebagai aktiva.
Ada dua kondisi dimana pengeluaran modal (capital
expenditure) dapat mempengaruhi penyajian aktiva dalam laporan keuangan.
Kondisi yang pertama : peningkatan nilai aktiva
Kondisi yang kedua : perbaikan luar biasa.
Kedua kondisi yang saya sebutkan di atas dapat
berpengaruh luar biasa tehadap aktiva, baik dari nilai aktiva maupun umur
ekonomis dari aktiva bersangkutan. Untuk lebih jelas-nya mari kita lihat
penjelasan berikut.
Peningkatan
nilai aktiva
Setelah aktiva tetap siap untuk di gunakan maupun
telah di gunakan, tidak jarang terjadi pengeluaran untuk menambah bagian-bagian
aktiva yang dapat membantu dan meningkatkan kegunaan aktiva bagi perusahaan,
apabila transaksi yang terjadi dapat menambah nilai aktiva maka perusahaan
harus mendebit aktiva bersangkutan dan mengkreditkan kas (apabilai transaksi
tunai) dan hutang (apabila kredit). hal seperti ini banyak terjadi.
Misalnya saja suatu gedung di beli sebagai kantor
cabang sebuah perusahaan. Setelah gedung di beli, ternyata gedung tersebut
tidak punya parkiran kendaraan dalam gedung, sehingga perusahaan harus membuat
ruangan untuk parkiran kendaraan, biaya yang di keluarkan untuk pembangunan
tersebut adalah Rp15.000.000, maka pihak perusahaan harus mengakui transaksi
ini sebagai penambah nilai aktiva bangunan yang di gunakan sebagai kantor
cabang tadi, dengan cara mendebit aktiva bersangkutan dan mengkreditkan kas
apabila secara tunai, atau hutang apabila secara kredit.
Jurnal untuk peningkatan nilai aktiva (bangunan
kantor)
Bangunan
kantor 15.000.000
Kas/hutang 15.000.000
Contoh lainya yaitu
Tokoh sekawan adalah perusahaan dagang, membeli mobil
box 2 tahun lalu dengan harga perolehan 140.000.000 dan nilai residu yang di
harapkan sebesar 30.000.000, mobil box di gunakan untuk mengangkut barang
dagangan. Karena di rasa terlalu kecil, toko sekawan memutuskan untuk mengganti
box mobil yang di rasa kecil dengan yang lebih besar. Biaya yang di keluarkan
untuk mencabut box lama hingga membuat dan memasang box baru berjumlah
Rp20.000.000
Perlakuan dan pencatatan
Ingat bahwa biaya aktiva tetap meliputi semua biaya
yang di keluarkan hingga siap di gunakan, dengan demikian maka nilai aktiva
meliputi biaya yang di keluarkan untuk mencabut box lama, membuat box baru
hingga memasang box baru tersebut yang berjumlah Rp20.000.000, harus di akui
sebagai penambah nilai aktiva, dan jurnal yang akan terlihat sebagai berikut.
Aktiva
tetap_Mobil box 20.000.000
Kas/hutang 20.000.000
Jurnal-jurnal dari kedua contoh di atas memperlihatkan
bahwa terjadi penambahan atas nilai aktiva dan akan merubah beban penyusutan
tahun berjalan dan tahun mendatang, ingat bahwa perubahan tersebut tidak akan
merubah beban penyusutan tahun-tahun sebelumnya.
Catatan : penambahan
nilai aktiva berarti bahwa terdapat transaksi yang menambah nilai (nilai
buku/harga perolehan) aktiva
bersangkutan, bukan membuat akun aktiva baru dengan nilai yang sama, seperti
pada contoh di atas, mendebit aktiva tetap_mobil box sebesar 20.000.000 bukan
berarti bahwa terdapat akun aktiva baru, namun jumlah sebesar 20.000.000
tersebut harus di tambahkan pada nilai aktiva mobil box yang pertama.
misal-nya setelah 2 tahun pemakaian, ternya nilai buku
mobil_Box yang belum di susutkan sebesar 129.000.000. maka pada tahun ke 3
nilai aktiva tetap_mobil box akan menjadi 149.000.000 didapat dari (129.000.000
+ 20.000.000) bukan sebesar 129.000.000.
dengan demikian maka untuk menghitung beban penyusutan
yang baru (untuk tahun ke 3) akan nampak sebagai berikut
149.000.000
– 30.000.000 =
6.600.000
18
Penyusutan untuk tahun ke 3 sampai tahun ke 20 yaitu
sebesar 6.600.000 (hasil pembulatan), tanpa merubah beban penyusutan yang telah
terjadi pada tahun pertama dan tahun ke 2.
Perbaikan
luar biasa
Saat aktiva di gunakan, perbaikan luar biasa biasa-nya
terjadi pada akhir-akhir masa manfaat aktiva. Suatu aktiva yang di harapkan
akan dapat di gunakan selama 10 tahun, perbaikan luar biasa mungkin saja
terjadi pada tahun ke 7 maupun tahun ke 8, dan ke 9 dari umur aktiva tersebut.
Perbaikan luar biasa ini bertujuan untuk meningkatkan
umur ekonomik (masa manfaat) dari suatu aktiva yang kemungkinan akan segera
berakhir, agar dapat di gunakan perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Perbaikan luar biasa ini sangat berpengaruh bagi nilai aktiva, akumulasi penyusutan,
dan umur ekonimik dari aktiva yang bersangkutan.
Pertanyaan-nya
sekarang : Bagaimana pengaruh perbaikan luar
biasa ini bagi aktiva,?
Seperti yang saya katakan bahwa pengeluaran modal
(capital expenditure) pada umum-nya memiliki nilai yang signifikan (material)
berpengruh bagi nilai aktiva (nilai buku/harga perolehan), sedangkan untuk
kondisi perbaikan luar biasa ini, akan berpengaruh pada umur ekonomik aktiva
yang dapat di gunakan.
Perbaikan luar biasa ini akan menurunkan akumulasi
penyusutan aktiva bersangkutan, sebesar nilai perbaikan luar biasa yang di
lakukan. Dan akan menyebabkan peningkatan pada nilai buku aktiva, dengan kata
lain, untuk mencatat adanya pengeluaran ini maka akan di catat sebagai berikut
Akumulasi
penyusutan xxx
Kas/hutang xxx
Sebagai contoh
Sebuah kendaraan bermotor di beli dengan harga 23.000.000 dengan nilai
residu sebesar 3.000.000. dan memiliki umur ekonomis selama 8 tahun. Maka untuk
menghitung penyusutan setiap tahun selama 8 tahun sebagai berikut.
23.000.000 -
3.000.000 = 2.500.000
8
Berikut daftar penyusutan kendaraan bermotor tersebut
(sebelum penyesuain)
Tabel 1
tahun
|
Dasar
penyusutan
|
penyusutan
|
Akumulasi
penyusutan
|
Nilai buku
|
1
|
20.000.000
|
2.500.000
|
2.500.000
|
17.500.000
|
2
|
20.000.000
|
2.500.000
|
5.000.000
|
15.000.000
|
3
|
20.000.000
|
2.500.000
|
7.500.000
|
12.500.000
|
4
|
20.000.000
|
2.500.000
|
10.000.000
|
10.000.000
|
5
|
20.000.000
|
2.500.000
|
12.500.000
|
7.500.000
|
6
|
20.000.000
|
2.500.000
|
15.000.000
|
5.000.000
|
7
|
20.000.000
|
2.500.000
|
17.500.000
|
2.500.000
|
8
|
20.000.000
|
2.500.000
|
20.000.000
|
0
|
Ternyata pada tahun ke 6, terjadi penggantian mesin
kendaraan tersebut karena di nilai sudah sering rusak-rusak. Karena perbaikan
itu maka kendaraan bermotor tersebut di perkirakan masi dapat di gunakan selama
4 tahun lagi, bukan-nya 2 tahun. total biaya yang di keluarkan untuk perbaikan
adalah 6.000.000,
Karena pengeluaran tersebut menambah umur ekonomik
dari kendaraan maka di golongkan sebagai pengeluaran modal. Pengeluaran sebesar
6.000.000 tersebut akan dicatat sebagai penurunan pada nilai akumulasi
penyusutan dan akan meningkatkan nilai buku aktiva dengan sendirinnya. Dengan
demikian maka jurnal untuk mencatat pengeluaran tersebut sbb
Akumulasi
penyusutan 6.000.000
Kas/hutang 6.000.000
Berkurang-nya akum.penyusutan akan meningkatkan nilai
aktiva sehingga akan merubah beban penyusutan tahun berjalan dan tahun
berikutnya selama umur ekonomik aktiva yang di tentukan. Beban penyusutan tahun
berjalan dan berikutnya dapat di tentukan dengan langkah berikut.
Menentukan
penyusutan tiap tahun
NB setelah
penyesuaian = NB sebelum penyesuaian + biaya perbaikan
Kemudian
Penyusutan
tiap tahun = NB setelah penyesuain (baru) / umur ekonomik setelah revisi (baru)
NB 11.000.000 = 5.000.000 + 6.000.000
Kemudian
Penyusutan
tiap tahun sebesar 2.750.000 = 11.000.000 / 4
Nilai buku
(NB) = dasar penyusutan – (akm.penyu.sbelum revisi – by perbaikan)
11.000.000 = 20.000.000 – ( 15.000.000 - 6.000.000)
Tabel 2 daftar
penyusutan setelah penyesuaian
tahun
|
Dasar
penyusutan
|
penyusutan
|
Akumulasi
penyusutan
|
Nilai buku
(NB)
|
1
|
20.000.000
|
2.500.000
|
2.500.000
|
17.500.000
|
2
|
20.000.000
|
2.500.000
|
5.000.000
|
15.000.000
|
3
|
20.000.000
|
2.500.000
|
7.500.000
|
12.500.000
|
4
|
20.000.000
|
2.500.000
|
10.000.000
|
10.000.000
|
5
|
20.000.000
|
2.500.000
|
12.500.000
|
7.500.000
|
6
|
20.000.000
|
2.750.000
|
9.000.000
|
11.000.000
|
7
|
20.000.000
|
2.750.000
|
11.750.000
|
8.250.000
|
8
|
20.000.000
|
2.750.000
|
14.500.000
|
5.500.000
|
9
|
20.000.000
|
2.750.000
|
17.250.000
|
2.750.000
|
10
|
20.000.000
|
2.750.000
|
20.000.000
|
0
|
Penjelasan
Perbaikan
terjadi pada tahun ke-6, maka yang di maksud dengan bertambah-nya 4 tahun akan
membuat aktiva dapat di gunakan hingga tahun ke 10, namun perubahan atas beban
penyusutan, akumulasi penyusutan, dan nilai buku aktiva di mulai pada tahun
ke-6 hingga tahun ke 10 ( sehingga terlihat bahwa perubahan terjadi sebanyak 5
tahun, namun yang bertambah hanyalah 4 tahun, maka yang menjadi pembagi dari
11.000.000 untuk menentukan penyusutan setiap tahun adalah 4 tahun bukan 5
tahun)
Perbedaan antara peningkatan nilai
aktiva dan pengeluaran luar biasa
Perbedaan antara pengeluaran modal untuk meningkatkan
nilai aktiva dan pengeluaran modal untuk perbaikan luar biasa terletak pada
perubahan atas umur ekonomik aktiva.
Pengeluaran untuk meningkatkan nilai aktiva
mengasumsikan bahwa dengan ada-nya pengeluaran ini akan meningkatkan harga
perolehan aktiva dari yang tercatat sebelum-nya namun tanpa merubah umur
ekonomis (masa manfaat) dari aktiva tersebut.
Berbeda dengan pengeluaran untuk meningkatkan nilai
aktiva, pengeluaran untuk perbaikan luar biasa mengasumsikan bahwa dengan
adanya pengeluaran jenis ini akan dapat membuat aktiva dapat di gunakan lebih
lama dari estimasi awal, perhatikan tabel 2 di atas, penurunan akumulasi
penyusutan dari awal-nya sebesar 15.000.000 menjadi 9.000.000 dan meningkatnya
nilai buku dari yang awal-nya sebesar 5.000.000 menjadi 11.000.000 ternyata
tidak merubah dasar penyusutan dari aktiva tersebut. dengan kata lain, seberapa
besar pun perubahan yang terjadi pada akumulasi penyusutan, nilai buku dan masa
manfaat aktiva tidak akan merubah kenyataan bahwa aktiva hanya akan di susutkan
sebesar dasar penyusutan, yaitu 20.000.000
Pengaruh
salah klasifikasi pengeluaran
Dalam akuntansi sendiri telah di tetapkan bagaimana
langkah-langkah yang harus di lakukan dalam pengakuan suatu transaksi. klasifikasi
menjadi salah satu langkah yang penting dan krusial mengingat kesalahan dalam
pengklasifikasian akan menyebabkan kesalahan yang berunjung pada pengakuan akun
yang tidak sesuai bagi transaksi yang terjadi, klasifikasi menjadi hal yang
mudah bilah karakteristik-karakteristik dari masing-masing akun transaksi telah
di kuasai.
Karakteristik sendiri telah saya sampaikan di atas
beserta dengan contoh-nya. Pertanyaan yang tersisah mungkin seperti ini “
pengaruh apa yang timbul jika terjadi salah klasifikasi,?”
Jika suatu pengeluaran modal tidak di akui sebagai
pengeluaran modal lalu di akui sebagai pengeluaran pendapatan sehingga tidak di kapitalisasi menjadi bagian
dari nilai aktiva. Maka akan berpengaruh bagi hitung-hitungan nilai aktiva itu
sendiri dan bagi laporan keuangan perusahaan.
- Pengruh-nya bagi laporan keuangan sudah sangat jelas bahwa laporan keuangan tidak menunjukan keadaan sebenar-nya perusahaan di karenakan
- aktiva (aset) di akui terlalu rendah dan beban di akui terlalu tinggi dari semesti-nya : pengeluaran seharus-nya di akui sebagai aktiva dan di bebankan secara bertahap setiap periode-nya melalui beban penyusutan namun kesalahan akan menyebabkan pengakuan beban secara serentak dalam satu periode dan menyebabkan tinggi-nya beban yang di akui.
- Laba bersih dan laba di tahan yang terlalu rendah di akui : akibat dari pengakuan beban yang tinggi dalam satu periode menyebabkan laba bersih terlihat terlalu rendah dari semestinya, dan akan berunjung pada pengakuan laba di tahan yang juga terlalu rendah di akui.
2. Pengaruh-nya bagi hitung-hitungan nilai aktiva.
- Jika kesalahan terjadi pada transaksi untuk meningkatkan nilai aktiva, maka aktiva tersebut akan di laporkan dengan harga perolehan yang terlalu kecil
- Jika kesalahan terjadi pada transaksi untuk pengeluaran luar biasa. Maka akumulasi penyusutan akan menjadi terlalu tinggi di akui dan nilai buku aktiva yang terlalu rendah di akui, sehingga menyebabkan aktiva terlalu cepat di susutkan dari umur aktiva yang seharus-nya. Hal ini menyebabkan aktiva yang sudah bernilai buku nol namun masi bisa di gunakan (menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak sesuai dengan kenyataan)
Hal tersebut
bisa di lihat dalam contoh perhitungan untuk pengeluaran luar biasa di atas.
Jika biaya sebesar 6.000.000 tersebut di akui sebagai beban dan bukan-nya
sebagai penurunan akumulasi penyusutan, maka pada tahun ke 8 nilai buku aktiva
sudah menjadi nol (lihat tabel 1) artinya aktiva sudah tidak dapat di gunakan
karena sudah kehabisan umur dan nilai buku. Padahal, dengan penggantian mesin
lama menjadi baru telah menyebabkan aktiva tersebut dapat di gunakan lebih dari
8 tahun
dengan
demikian maka biaya tersebut harus di akui sebagai penurunan nilai akumulasi
penyusutan dan peningkatan nilai buku aktiva. Sehingga nilai buku akan menjadi
nol saat di mana aktiva sudah tidak dapat di gunakan (dalam contoh kasus ini
yaitu 10 tahun).
mungkin itu saja yang dapat saya bahas dalam
kesempatan kali ini.
Bagi teman-teman yang menekuni akuntansi sektor publik
(akuntansi pemerintahan) dan kesulitan mencari jurnal terkait dengan
pengeluaran modal dan belanja modal. Saya akan bahas dalam postingan
selanjutnya
Luarbiasa
BalasHapusBuku refrensi apa ya min??
BalasHapusSangat tercerahkan dengan pembahasannya terimakasih
BalasHapus