HARGA POKOK JASA

HARGA POKOK JASA
 
untuk adik-adik di SMA mungkin sudah familiar dengan kata harga Pokok Penjualan (cost of good sold), bahkan tempat saya sekolah waktu SMA itu, hampir setiap hari mendengar dan menghitung Harga Pokok Penjualan yang sekarang sudah di sebut dengan Beban Pokok Penjualan. bukan hanya itu, teman-teman mahasiswa pun pasti sama, tapi sudah kah kita melihat lebih jauh selain Harga Pokok Penjualan,?

Akuntansi bukan sekedar menghitung harga pokok penjualan yang terdapat di perusahaan dagang dan manufaktur, tapi juga harus dapat menghitung berapa besar biaya yang di keluarkan terkait dengan penyerahan jasa yang terdapat di perusahaan jasa.

Untuk itu mari kita lihat satu per satu secara konseptual

HARGA POKOK PENJUALAN
Apa shi sebenarnya harga pokok penjualan itu,? yang hampir setiap hari kita mendengarnya.  Secara sederhana harga pokok penjualan itu merupakan sejumlah biaya yang di awal telah kita keluarkan seperti pembelian produk(usaha dagang), dan pembelian bahan baku (manufaktur), yang baru kita akui sebagai biaya pada saat terjadi penjualan.

Kenapa baru di akui saat terjadi penjualan, padahal penjualan itu kan berarti pemasukan kas, bukan pengeluaran kas, kok di akui sebagai biaya? Mungkin ada yang bertanya demikian

Menjadi hal yang penting dan krusial untuk memahami hal ini, bukan hanya mencatat jurnalnya saja.

Kita tidak boleh mengakui HPP (biaya) pada saat manfaat ekonomi dari biaya tersebut belum kita nikmati, dengan kata lain biaya harus dapat di tandingkan dengan pendapatan (manfaat ekonomi) dari biaya itu sendiri (meching consep)
kenapa sehingga harus dapat kita tandingkan?

Agar pada saat laporan keuangan di buat (khususnya R/L) tidak akan menyajikan angka yang membuat perusahaan menjadi tidak sehat, karna kalau langsung di akui sebagai biaya padahal belum ada produk yang terjual maka perusahaan akan membukukan kerugian pada periode yang bersangkutan, lalu kemudian pada periode di mana produk tersebut terjual, maka perusahaan akan membukukan penjualan yang sangat tinggi dan biaya yang sangat rendah.

Lalu di akui sebagai apa,?

Di akui sebagai persediaan yang merupakan aset bagi perusahaan, dan akan di alokasikan menjadi biaya (HPP) di setiap terjadi penjualan.

Untuk memahami harga pokok penjualan lebih jauh, saya lampirkan cara menghitungnya
sumber :jurnal akuntansi keuangan

Kalau kita lihat alur perhitungan ini maka akan ada suatu pandangan baru terkait apa itu harga pokok penjualan, harga pokok penjualan adalah harga minimum suatu produk yang harus dijual apabila perusahaan tidak mau merugi, dengan kata lain ini merupakan modal awal yang di keluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. 

Sebagai contoh
Toko JATI adalah suatu usaha dagang, pada bulan februari mempunyai saldo awal persediaan yang merupakan saldo akhir dari bulan januari, sebanyak 50 unit dengan harga/unit Rp 20.000,  dan dalam bulan tersebut toko JATI membeli produknya sebanyak 100 unit dengan harga/unit Rp 20.000 (asumsikan tidak terdapat potongan, retur dan biaya angkut pembelian) berapakah harga pokok penjualan toko JATI jika di asumsikan tidak terdapat persediaan akhir,?

Jawaban
Saldo awal 50 unit                                         = Rp 1.000.000
Pembelian 100 unit                                        = Rp 2.000.000
Produk tersedia untuk di jual     150 unit      =Rp 3.000.000
Dikurang persediaan akhir (tidak terjual)     =Rp       0           
HARGA POKOK PENJUALAN    150 unit       =Rp 3.000.000
HPP/UNIT ( Rp3.000.000 / 150 unit)            = Rp 20.000

Dengan demikian sudah dapat terlihat bahwa harga pokok penjualan untuk 150 unit itu harus sama besarnya dengan total biaya yang kita keluarkan untuk membeli produk tersebut, dapat di simpulkan bahwa untuk mendapatkan kembali total kas (transaksi tunai) yang telah kita keluarkan maka produk harus dapat di jual dengan harga yang sama dengan harga beli/unit-nya, yaitu sebesar Rp 20.000/unit
Kenapa harga pokok penjualan begitu penting,?

Seperti yang saya katakan bahwa HPP bukan hanya sekedar biaya yang terjadi saat proses produksi di awal yang akan di akui pada saat terjadi penjualan, namun lebih dari itu HPP merupakan harga minimum yang harus bersedia untuk di jual agar tidak terdapat kerugian.

namun perusahaan tentunya ingin memperoleh keuntungan dari penjualan produknya, bukan sekedar mendapatkaan titik impas (penjualan sama besar dengan biaya) . itu lah sebabnya penetapan harga jual dari produk selalu melampaui HPP-nya, dan HPP menjadi dasar untuk penentuan harga jual suatu produk.

Sebagai contoh lanjutan
produk toko JATI yang laku terjual sebanyak 150 unit ternya dijual dengan harga lebih tinggi 25% untuk setiap unitnya, maka yang akan terlihat adalah
harga beli per unit (HPP/UNIT)    =Rp 20.000
di jual dengan harga /unit     = Rp 25.000, di dapat dari (20.000 x 25% + 20.000)
total penjualan keseluruhan unit = Rp 3.750.000 didapat dari (25.000 x 150 unit)
jurnal yang akan nampak sebagai berikut
kas/piutang           Rp  3.750.000
          penjualan               Rp 3.750.000
(mengakui bertambahnya kas atau piutang dan bertambahnya penjualan)
DAN
Harga pokok penjualan     RP 3.000.000
          Persediaan                      RP 3.000.000
Dengan demikian jurnal yang di tunjukan akan dapat di baca : harga minimum yang harus toko JATI jual untuk 150 unit harus sebesar Rp3.000.000 jika tidak mau terdapat kerugian (karna sama dengan harga beli).

Harga pokok jasa
Mungkin di antara kita ada yang perna berfikir bahwa jasa yang kita sediakan tidak mempunyai harga pokok, mungkin karena ada yang berfikir bahwa harga pokok dan persediaan itu hanya terdapat pada perusahaan dagang dan manufaktur, kalau ada yang pernah berfikir demikian maka saya sarankan untuk secapatnya merubah cara berfikir demikian.
kalau di perusahaan dagang dan manufaktur terdapat komponen-komponen biaya yang merupakan bagian dari harga pokok penjualan misalnya saja biaya pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead, biaya-biaya tersebut di katakan sebagai komponen-komponen biaya yang ikut menentukan besarnya harga pokok produksi dan harga pokok penjualan karena ada tidak-nya komponen-komponen tersebut akan sangat mempengaruhi proses produksi suatu perusahaan, lalu bagaimana dengan perusahaan jasa,?

Untuk perusahaan jasa sendiri biayasa-nya terdapat dua kemungkinan, kemungkinan yang di maksud adalah ketika proses pemberian jasa, akan mengkonsumsi bahan baku, tenaga kerja dan overhead, apabila ketiga biaya tersebut di keluarkan oleh perusahaan pemberi jasa, maka perhitungan harga pokok jasa akan meliputi ketiga biaya tersebut.

Kemungkinan kedua adalah ketika tidak terdapat bahan baku dan overhead, maka harga pokok jasa hanya akan meliputi besar-nya biaya tenaga kerja yang di gaji untuk menyiapkan jasa tersebut, kenapa pada kemungkinan kedua hanya terdapat biaya tenaga kerja,? Kalau saya ganti biaya tenaga kerja tersebut dengan biaya overhead atau biaya bahan baku apakah bisah atau tidak,?

Suatu perusahaan jasa bisa beroperasi tanpa menggunakan bahan baku dan overhead, namun beroperasi tanpa menggunakan tenaga kerja sangat lah mustahil, sebagai contoh. Konsultan hukum, apakah jenis usaha jasa yang satu ini menggunakan bahan baku, dan overhead, konsultan keuangan, konsultan manajemen, pajak, dan masih banyak jenis usaha yang memang dalam memberikan jasa tidak menggunakan bahan baku. Dengan demikian maka harga pokok jasa hanya akan meliputi biaya tenaga kerja untuk memberikan jasa saja

Di lain pihak bagi perusahaan jasa yang beroperasi menggunakan bahan baku dan overhead maka harga pokok jasa  harus-lah meliputi kedua biaya tersebut,

sebagai contoh 1
Di lingkungan saya terdapat usaha yang menyediakan tenda untuk acara-acara seperti pernikahan, ulang tahun dan acara lain-nya yang tidak menggunakan gedung. selain menyewakan tenda, pemasangan tenda hingga siap untuk digunakan pun di lakukan oleh perusahaan jasa (pemilik tenda tersebut), dengan demikian maka harga pokok jasa harus-lah meliputi biaya penyusutan untuk tenda tersebut, dan biaya tenaga kerja untuk menyiapkan tenda tersebut hingga siap untuk di gunakan,

Contoh lainnya 2, perusahaan TONI adalah perusahaan jasa reparasi gedung, yang akan melakukan pengecetan terhadap gedung kantor-nya perusahaan GAJAH TUNGGAL, TONI mempekerjakan 5 karyawan dan mengadakan pembelian Cat sebannyak 15 kaleng, dengan demikian maka harga pokok jasa harus meliputi biaya tenaga kerja untuk 5 karyawan dan biaya bahan baku cat sebanya 15 kaleng tersebut, apabila 15 kaleng cat tersebut di beli oleh pengguna jasa ( GAJAH TUNGGAL) maka harga pokok jasa hanya akan meliputi gaji untuk 5 karyawan.

Perusahaan apapun itu (dagang, manufaktur, maupun jasa), harga pokok merupakan elemen penting bagi manajer perusahaan untuk dapat menentukan besarnya harga produk yang akan di jual dan harga jasa yang akan di jual.

Seperti yang saya katakan bahwa ketika harga pokok di tentukan maka penentuan harga jual tidak bisah lebih rendah dari harga pokok, untuk sama dengan harga pokok saja sudah sangat jarang di temukan karena dalam perspektif usaha yang sehat, harga jual harusnya lebih besar dari biaya penyediaan. Atau mungkin anda perna mencatat jurnal saat terjadinya penjualan itu kas lebih kecil dari HPP atau mungkin sama besar dengan HPP,? Saya rasa tidak mungkin, itu lah sebab-nya perusahaan jasa pun memerlukan harga pokok jasa untuk menentukan hal tersebut.

Penyajian Harga Pokok Di Laporan Keuangan
Ketika telah di akui sebagai harga pokok maka perusahaan sudah mengakui adanya penjualan/penyerahan jasa, maka harga pokok sudah harus di laporkan di bagian R/L sebagai pengurang dari penjualan (dagang/manufakktur) atau pendapatan (jasa) untuk menentukan besarnya laba.
·         
  •            Harga Pokok Penjualan
Penyajian dalam laporan R/L sendiri terdapat 2 alternatif
Pertama (penyajian berdasarkan sifat beban)
Pendapatan                                                                    = XXX
Pendapatan lainnya                                                         = XXX
Perubahan atas persediaan barang jadi-
dan barang dalam proses                                = XXX
Bahan baku yang digunakan                             = XXX
Beban imbalan kerja                                       = XXX
Beban penyusutan dan amortisasi                   = XXX

Beban lainnya                                                 = XXX
Total beban                                                                   = (XXX)
Laba sebelum pajak                                                       =  XXX

Penyajian seperti ini di nilai tidak tepat, karena laporan R/L tidak menyajikan informasi mengenai apakah hasil dari pendapatan (baik jasa maupun produk) talah mampuh menghasilkan laba usaha atau tidak, karena laporan ini menyajikan pendapatan secara keseluruha (baik operasional maupun non operasional) dan beban secara keseluruhan (operasional dan non-operasional) sehingga tidak terlihat apakah hasil dari penjualan produk dan jasa telah mampuh menghasilkan laba atau tidak.

Alternatif 2 (penyajian berdasarkan fungsi)
Pendapatan                  = XXX
Beban penjualan          = (XXX)
Laba bruto                  = XXX
Pendapatan lainnya     = XXX
Beban distribusi         =(XXX)
Beban administratif   =(XXX)
Beban lainnya             =(XXX)
Laba sebelum pajak                             = XXX
Penyajian seperti ini di nilai lebih tepat karena dapat memberikan informasi mengenai apakah pendapatan utama kita telah mampuh menghasilkan laba atau tidak, karena penyajian-nya di pisahkan dari pendapatan dan beban di luar pendapatan dan beban utama
Pastinya ada yang bertanya, di mana harga pokok penjualan,?
Seperti yang saya katakan di awal bahwa HPP sudah di sebut dengan Beban penjualan, dalam penyajian kedua alternatif di atas telah saya beri tanda merah yang menandakan penyajian beban pokok pejualan (HPP).
·      
  •            Harga Pokok Jasa
Cost of revenue merupakan akun yang sesuai untuk menggambarkan harga pokok jasa, Cost of revenue sperti yang di katakan mr.jak bahwa Cost of revenue adalah cost of goods sold-nya perusahaan jasa, karena Cost of revenue harus di sajikan terpisah dari beban-beban lainya, dengan demikian maka penyajian untu harga pokok jasa dapat di rumuskan seperti dua alternatif yang di sediakan untuk penyajian HARGA POKOK PENJUALAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perlakuan akuntansi terhadap listrik prabayar

PENGELUARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN MODAL