PERUBAHAN ESTIMASI AKTIVA TETAP



 Kali ini saya akan membahas mengenai
Karakteristik, Penggunaan Metode Penyusutan, Dan Perubahan Estimasi Aktiva Tetap

Sebagai orang yang menekuni bidang akuntansi, entah itu di dunia kerja maupun di dunia pendidikan pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya aktiva tetap. Ada sebagian akuntan yang berpendapat bahwa untuk membahas tentang aktiva tetap dibutuhkan buku yang membahas sendiri mengenai aktiva tetap dengan rinci, dikarenakan pembahasan yang sangat kompleks.
Aktiva tetap sendiri merupakan kekayaan perusahaan yang menjadi bagian signifikan dari jumlah aset perusahaan tersebut. dalam  PSAK No. 16 paragraf 06 menyatakan bahwa aktiva atau aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

Karakteristik aktiva tetap
1.    Jangka waktu pemakaiannya lama (lebih dari 1 tahun)
2.    Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan
3.    Nilainya cukup tinggi
4.    Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aktiva tetap) secara periodic disebut  depreciation expense (penyusutan)
5.    Memiliki umur ekonomis dan nilai residu

Penjelasan
1.      Suatu aktiva akan di katakan aktiva tetep apabila penggunaannya (umur ekonomis) lebih dari satu tahun
2.      aktiva yang dimiliki haruslah digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menunjang laba. Seperti menghasilkan produk ataupun jasa, sehingga tidak ada maksud maupun niat untuk menjual aktiva tersebut, walaupun di tengah perjalanan perusahaan akan menjuan aktiva tersebut.
3.      Banyak aktiva yang kemudian memiliki masa kegunaan lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual, namun tidak memiliki nilai yang tinggi atau material, maka aktiva tersebut bukan lah aktiva tetap
4.      Suatu aktiva juga harus menjadi objek penyusutan, di karenakan penggunaan dari aktiva tersebut setiap periodenya. Sehingga aktiva yang di susutkan haruslah memiliki nilai yang cukup tinggi untuk di susutkan
5.      Akan di bahas pada sub bahasan berikutnya

Biaya Aktiva Tetap
Biaya aktiva tetap ternya tidak hanya sebatas harga beli dari aktiva tersebut, namun meliputi biaya-biaya yang di keluarkan dalam rangka mempersiapkan aktiva tersebut hingga siap untuk di gunakan, banyak penelitian yang di lakukan di perusahaan-perusahan kecil dan menengah yang kemudian kebanyakan dari perusahaan tersebut tidak mengakui biaya-biaya yang di keluarkan dalam rangka mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan sebagai bagian dari aktiva tersebut yang nantinya akan di susutkan.
Dengan kata lain, biaya-biaya tersebut di akui sebagai biaya operasional yang langsung di bebankan pada periode terjadinya biaya tersebut, bukan sebagai harga perolehan aktiva terkait. Dengan kesalahan tersebut saya bisa pastikan bahwa kesalahan pengakuan tersebut akan berdampak sangat signifikan bagi laporan keuangan perusahaan terkait, karena setiap biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap pasti jumlah-nya meterial, dan akan sangat merugikan suatu perusahaan yang salah dalam pengakuan tersebut, untuk kesalahan pengakuan akan saya bahas pada postingan berikut-nya

dalam pengakuan nilai suatu aktiva yang benar adalah :
Harga Beli + Biaya Yang Di Keluarkan Hingga Aktiva Tersebut Siap Untuk Di Gunakan.

Biaya-biaya yang di keluarkan tersebut tergantung pada kondisi dan transaksi yang terjadi, misalnya terdapat transaksi yang melibatkan angkutan sehingga biaya angkut harus di akui sebagai bagian dari harga perolehan aktiva tersebut, atau mungkin pembelian aktiva/aset melibatkan pajak, baik pajak atas impor barang dari luar daerah pabean, maupun pajak properti seperti BPHTB dan masi banyak biaya yang terkait dengan harga perolehan tersebut.

Sebagai contoh
Asumsikan pembelian sebuah mesin dengan harga Rp12.000.000 secara tunai, untuk memindahkan mesin tersebut ke tempat mesin tersebut di gunakan membutuhkan jasa angkutan, maka akan ada biaya angkut yang terjadi sebesar Rp500.000
Sehingga dalam penjurnalan yang terlihat akan sebagai berikut

Aktiva tetap – mesin   Rp12.500.000
Kas                              Rp12.500.000

Mesin tersebut di beli dengan harga Rp12.000.000 namun biaya angkut harus di akui sebagai bagian dari harga perolehan aktiva tersebut sehingga harus di tambahkan dengan Rp500.000 = Rp12.500.000(harga perolehan aktiva)

Penyusutan
Selain aktiva tetap yang biasa di ketahui, ada juga yang tidak kala pentingnya, yaitu penyusutan.
Seperti yang telah di maksudkan dalam karakteristik aktiva tetap di atas, bahwa suatu aktiva dapat di golongkan sebagai aktiva tetap apabila menjadi objek penyusutan, dan dalam rangka menyusutkan aktiva tersebut maka sebagaimana telah di maksud dalam poin ke 3 bahwa suatu aktiva harus lah memiliki nilai yang material agar dapat disusutkan.

Dalam menyusutkan suatu aktiva tetap terdapat beberapa faktor, diantaranya adalah (a) biaya awal aset tetap, (b) masa kegunaan yang di harapkan, (c) estimasi nilai pada akhir masa kegunaan. 2 itulah mengapa karakteristik yang terakhir yaitu memiliki umur ekonomis dan nilai residu, karena dalam menyusutkan aktiva tetap haruslah mempunyai umur ekonomis dan estimasi dari nilai residu

Terdapat beberapa metode penyusutan, namun yang sering di bahas dalam buku hanya meliputi 3 metode, yaitu metode garis lurus (straight line method), metode unit produksi (units-of-production method), dan metode saldo menurun ganda (double-declining-balance method),
Pertanyaan-nya “metode mana yang kira-kira paling tepat di gunakan untuk asset yang dimiliki.?

Trend penggunaan metode penyusutan di amerika sana, menunjukan data bahwa dari ketiga metode tersebut, penggunaan metode garis lurus mendominasi, kurang lebih mencapai 80% (pengantar akuntansi ;adaptasi Indonesia), namun demikian mari kita lihat kemungkinan-kemungkinan penggunaan metode-metode tersebut.


  • ·         Garis Lurus
Metode garis lurus paling tepat di gunakan untuk suatu aktiva yang penggunaannya tidak dapat di estimasi dengan andal, maka alokasi untuk besarnya penyusutan di alokasikan secara merata pada setiap periode yang menikmati manfaat ekonomi dari asset tersebut,

sebagai contoh, sebuah gedung lebih tepat menggunakan metode garis lurus, karena suatu gedung sebenarnya tidak dapat di ukur seberapa banyak penggunaan gedung tersebut untuk beroperasi, mengapa saya katakan demikian,?

Misal-nya saja suatu gedung di gunakan mulai jam 8 pagi sampai jam 6 sore/ hari-nya, asumsi itu di gunakan karena gedung dipakai saat jam kantor, tetapi apakah setelah jam kantor selesai, gedung tersebut akan istirahat beroperasi (berdiri),? Ternyata tidak,

walaupun gedung sudah tidak digunakan beroperasi namun gedung tersebut masi tetap berdiri, ukuran untuk gedung yang masih dapat di gunakan atau tidak, terletak pada  apakah gedung tersebut masih dapat berdiri kokoh atau tidak, dengan demikian  maka ukuran untuk gedung tersebut di gunakan terletak pada berdiri atau tidak-nya bangunan itu. Atau mungkin teman-teman pernah melihat bangunan yang istirahat (berhenti berdiri) saat selesai jam kantor,? Hahahaha
Tentu-nya tidak bukan,  itulah alasan kenapa suatu gedung lebih tepat menggunakan metode garis lurus, karena akan menghasilkan jumlah penyusutan yang sama dengan pengukuran penggunaan gedung tersebut yang tidak bisa di andalkan.


  • ·         Unit Produksi
Metode unit produksi di anjurkan untuk di gunakan pada asset yang penggunaan-nya cenderung berubah-ubah setiap periode-nya, namun demikian perubahan tersebut  harus dapat di ukur, dan masa kegunaan aset dinyatakan dalam satuan kegiatan, seperti jam atau mil.

Contoh-nya mesin-mesin yang di gunakan dalam proses prosuksi, saat produksi berkurang maka penggunaan aktiva (mesin) berkurang, sebaliknya, apabila produksi bertambah maka penggunaan aset (mesin) akan bertambah, dengan demikian maka metode garis lurus tidak tepat untuk di gunakan, karena akan memberikan alokasi beban penyusutan yang tidak sesuai dengan kenyataan bahwa mesin digunakan tidak sama setiap periode-nya, sehingga metode unit prosuksi menjadi metode yang sesuai untuk menggambarkan besar-nya beban yang terjadi akibat penggunaan manfaat ekonomis aktiva (mesin) yang bersangkutan.


  • ·         Saldo Menurun Ganda / Penyusutan Yang Di Percepat
Untuk metode yang satu ini menghasilkan beban penyusutan yang lebih tinggi di awal periode (masa kegunaan asset) yang kemudian akan menurun pada setiap periode-nya, beban penyusutan pada periode-periode awal yang di hasilkan oleh metode ini mencapai 100% dari persentase penyusutan metode garis lurus. sebagai contoh, apabila metode garis lurus menghasilkan presentase penyusatan sebesar 20% maka persentase untuk metode menurun ganda mencapai 40% (20% x 2) angka tersebut sama dengan 100% dari 20%.

Objek dari metode ini sama dengan objek dari metode unit produksi (menurut saya) contoh-nya yaitu mesin produksi dan kendaraan, yang dalam metode unit produksi di isyaratkan dengan satuan jam dan mil.

Metode ini mengasumsikan bahwa pada awal periode penggunaan dari aktiva (mesin dan kendaraan) memberikan manfaat yang besar sehingga beban yang di hasilkan harus-lah besar pula, dan akan menurun pada setiap periode-nya karena penurunan manfaat ekonomis aktiva setiap periode-nya. Metode ini sangat sesuai untuk aktiva yang pada periode-periode awal-nya produktiv  namun peroduktivitas-nya akan sangat menurun pada periode-periode akhir.

Metode saldo menurun ganda menunjukan bahwa perbaikan cenderung meningkat pada setipa periode-nya, terutama pada periode-periode akhir pemanfaatan aktiva, oleh karena itu penurunan beban penyusutan pada tahun-tahun berikut-nya akan di imbangi dengan meningkat-nya biaya perbaikan yang kemungkinan akan di akui sebagai beban pada laporan L/R sebagai penambah beban dan pengurang pendapatan, atau akan di akui sebagai penambahan nilai aktiva (kapitalisasi) di laporan neraca, yang sekaligus akan menambah nilai penyusutan pada laporan L/R dan akan mengurangi pendapatan

Ilustrasi penjelas 1           laporan R/L (biaya perbaikan di akui sebagai beban perbaikan)
tahun 1              tahun 2              tahun 3

Pendapatan                           8.000.000          8.000.000          7.000.000
Beban penyusutan               (6.250.000)        (3.125.000)       (1.562.500)
Beban perbaikan                        0                  (1.000.000)       (1.500.000)
Laba                          1.750.000          3.875.000          3.937.500

Ilustrasi penjelas 2
Tahun    Aktiva tetap              tarif penyusutan          penyusutan      nilai buku akhir tahun
    1        12.500.000                       50%                      6.250.000             6.250.000
    2        7.250.000                         50%                      3.625.000             3.625.000
    3        5.125.000                         50%                      2.562.500             2.562.500

Dari perhitungan di atas (Ilustrasi penjelas 2) bisa dilihat bahwa pada tahun kedua terjadi kenaikan nilai aktiva dari yang semestinya 6.250.000 menjadi 7.250.000 yang di sebabkan oleh biaya perbaikan yang di kapitalisasi sebesar 1.000.000, begitu juga dengan tahun 3, terjadi kenaikan nilai aktiva dari yang semestinya 3.625.000 menjadi 5.125.000 yang di sebabkan karena adanya biaya perbaikan yang di kapitalisasi sebesar 1.500.000. kenaikan nilai aktiva menyebabkan kenaikan pada nilai penyusutan

Dengan demikian maka nilai penyusutan yang harus-nya menurun lebih rendah menjadi tinggi kembali akibat ada-nya kapitalisasi, sehingga nilai penyusutan tersebut akan mengurangi pendapatan tahun berjalan pada laporan L/R.
Dengan demikian laporan L/R untuk Ilustrasi penjelas 2 akan nampak sebagai berikut
tahun 1             tahun 2                tahun 3

Pendapatan                           8.000.000          8.000.000          7.000.000
Beban penyusutan               (6.250.000)        (3.625.000)       (2.562.500)
Laba                          1.750.000          3.375.000          2.937.500
Perbadaan antara beban penysutan (Ilustrasi penjelas 2) dengan beban penyusutan di tambah beban perbaikan (Ilustrasi penjelas 1) akibat dari perkalian tarif penyusutan

Jelas bukan, penjelasan atas metode menurun ganda,? Kalau belum jelas di baca pelan-pelan pasti mengerti. Kalau tidak mengeri mengenai kapitalisasi, akan saya bahas pada postingan berikutnya

Mengubah Estimasi Penyusutan

Mengubah estimasi nilai residu dan masa kegunaan adalah hal yang biasa dilakukan.
Pertanyaannya:mengapa ?
Namanya juga estimasi, sehingga nilai residu tersebut bukan merupakan nilai final yang tidak dapat di rubah. Sedangkan perubahan yang terjadi untuk masa kegunaan, di sebabkan karena adanya perubahan yang terdapat pada aktiva. Dengan perubahan yang terjadi pada aktiva tersebut secara tidak langsung maka umur dari aktiva tersebut bisa bertambah lebih dari yang di perkirakan. Hal ini terkait dengan langsung dengan kapitalisasi.

Estimasi tersebut dapat direvisi untuk menentukan beban penyusutan periode mendatang, namun tidak akan merubah jumlah beban penyusutan tercatat pada tahun-tahun sebelumnya. (PSAK NO 25)
secara konseptual, untuk mengubah estimasi penyusutan di perlukan langkah sebagai berikut

11.     Biaya awal aset                                                                                               xxx
22.      (dikurangi)akumulasi penyusutan                                                                   xxx
                                                                       
33.     Nilai buku yang belum di susutkan                                                                 xxx

Kemudian
44.      Nilai buku yang belum di susutkan                                                                 xxx
55.     (dikurangi) estimasi nilai residu yang di revisi (baru)                                    xxx 


66.     Biaya yang dapat di susutkan(hisil revisi)                                                      xxx
77.    Beban penyusutan setelah di revisi(poin 6/umur ekonomis yang di revisi)    xxx
(angka dari poin 3 di pindahkan pada poin 4, yang telah di beri tanda warna biru)

Sebagai contoh
Aset tetap di beli dengan harga 140.000.000, pada awalnya di perkirakan berumur ekonomis 5 tahun dan nilai residu 10.000.000. aset telah di susutkan selama dua tahun menggunakan metode garis lurus dan menghasilkan penyusutan sebesar 26.000.000/tahun, pada akhir tahun kedua, nilai buku yang belum di susutkan 88.000.000 ditentukan sebagai berikut
Biaya awal aset                                                                                               140.000.000
(Dikurangi) akum.penyusutan (26.000.000 x 2)                                               52.000.000
            Nilai buku yang belum disusutkan                                                        88.000.000
Pada tahun ke 3, di perkirakan sisa masa kegunaan aset adalah 8 tahun (bukan 3 tahun) dan nilai residu sebesar 8.000.000 (bukan 10.000.000) dan penyusutan per tahun selema 8 tahun (sisa kegunaan aset) sebesar 10.000.000, di tentukan sebagai berikut

Kemudian
Nilai buku yang belum di susutkan                                                                 88.000.000
(Dikurangi) estimasi nilai residu yang belum di revisi                                      8.000.000
            Biaya yang dapat di susutkan (hasil revisi)                                         80.000.000
Beban penyusutan tahunan yang di revisi (80.000.000 / 8 tahun)                  10.000.000

Dari perhitungan di atas menunjukan bahwa pada awal tahun ke 3, aset memiliki nilai sebesar 88.000.000 dan setiap tahun-nya akan di susutkan 10.000.000 (menggunakan metode garis lurus) selama 8 tahun (sisa umur aset), namun penyusutan tersebut tidak perlu lebih rendah dari nilai residu aset sebesar 8.000.000

Sekian dari saya, semoga dapat membantu teman-teman mahasiswa.

Komentar

  1. Contoh estimasi penyusutan nya bagaimana ya?

    BalasHapus
  2. Aktiva tetap dibeli awal Januari 20l0 dengan harga perolehan Rp 400.000.000, umur ekonomis l0 tahun dengan nilai sisa Rp 40.000.000. Pada tahun ke 6 berubah umur ekonomisnya menjadi 7 tahun dan nilai sisanya menjadi Rp 20.000.000. Hitunglah beban penyusutan setelah diadakan perubahan estimasi umumr dan nilai residu dengan metode :
    Garis lurus
    Saldo menurun ganda
    Angka tahunan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

perlakuan akuntansi terhadap listrik prabayar

HARGA POKOK JASA

PENGELUARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN MODAL